🔥Istimewanya manhaj talaqqi Ahlus Sunnah…
✍Ahlus Sunnah memiliki manhaj talaqqi, yaitu manhaj dalam mengambil ilmu. Mereka hanya memilih guru yang lurus dan benar manhajnya.
Karena memilih guru adalah jalan utama meraih keselamatan.
Talaqqi adalah pengambilan ilmu dengan jalan yang benar, melalui metode yang benar dan dari sumber yang benar. Ahlus sunnah mewariskan manhaj talaqqi secara turun temurun. Tidak ada seorangpun ulama Ahlus Sunnah yang memahami Islam dengan cara autodidak, tanpa guru. Mereka pasti mendapatkannya dari guru-guru yang bersambung ilmu dan sanadnya.
Inilah diantara hal yang menjadikan istimewanya manhaj Ahlus sunnah.
Mereka jelas ilmunya, jelas pula masdar pengambilannya, yaitu dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shohihah.
Mereka mengambil pemahamannyapun hanya dari ulama yang adil dan tsiqqoh. Tidak sembarangan dan serampangan masdar mereka
Alloh juga telah memerintahkan kaum muslimin secara umum tentang hal itu.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”[Al-Hujurat : 6]
Dengan setiap kabar berita saja kita harus menyaringnya padahal belum tentu berhubungan dengan keselamatan dunia dan akherat kita, apalagi dalam hal ilmu yang jelas sekali menentukan keselamatan agama dan akherat kita.
Maka kehati-hatian harus lebih lagi.
Manhaj talaqi merupakan faktor utama yang menentukan kelurusan aqidah seseorang. Ketika manhaj talaqi yang dia tempuh lurus dan benar, maka aqidahnya pun ikut menjadi benar. Begitu juga sebaliknya ketika manhaj talaqi-nya menyimpang, maka aqidahnya pun akan ikut menyimpang pula. Oleh karena itu, agar tidak tergelincir dari ajaran yang benar, seorang Muslim mesti harus senantiasa memperhatikan kepada siapa dia berguru dan bagaimana cara memahami ajaran Islam dengan benar.
Mengetahui mashdar dan manhaj pengambilan akidah ahlusunnah wal jama’ah atau manhaj talaqqi merupakan hal yang sangat urgen. Kesalahan dalam hal ini akan melahirkan penyimpangan.
Ahlusunnah, mereka memiliki manhaj talaqqi yang jelas. Yang telah diwarisi secara turun temurun dari generasi ke generasi. Sehingga tidak kita temukan adanya perbedaan akidah di antara mereka.
Munculnya kelompok kelompok sesat dalam tubuh umat islam tidak lain disebabkan karena kesalahan dalam pengambilan sumber. Baik memang sumbernya yang salah, atau sumbernya benar namun cara pengambilannya yang salah.
Rasululluh صلى الله عليه وسلم juga mengingatkan kita akan munculnya para dai penyeru kedalam jahannam. Sebagaimana dalam hadist Hudzaidah, beliau bertanya kepada Rasululloh tentang fitnah-fitnah yang akan datang:
فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرِّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ نَعَمْ قَوْمٌ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَمُوْنَ بِأَلْسِنَتِنَا .
Aku bertanya : “Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi ?”
Beliau menjawab :”Ya, (akan muncul) para dai-dai yang menyeru ke neraka jahannam. Barangsiapa yang menerima seruan mereka, maka merekapun akan menjerumuskan ke dalam neraka”
Aku bertanya : “Ya Rasulullah, sebutkan cirri-ciri mereka kepada kami ?”
Beliau menjawab : “Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita”
Aku bertanya : “Apa yang anda perintahkan kepadaku jika aku temui keadaan seperti ini”
Beliau menjawab : “Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dan imam mereka”
Aku bertanya : “Bagaimana jika tidak ada imam dan jama’ah kaum muslimin?”
Beliau menjawab :”Tinggalkan semua kelompok-kelompok sempalan itu, walaupun kau menggigit akar pohon hingga ajal mendatangimu”
(HR Bukhari 6/615-616, Muslim 12/235-236)
Dengan hadits ini, menjadikan kita harus ekstra hati-hati dalam mengambil ilmu.
Karena ulama penyesat ummat ini justru berasal dari kaum muslimin sendiri.
Pengetahuan tentang Manhaj talaqqi merupakan salah satu dari kewajiban utama, dan merupakan masalah penting yang harus dipahami terlebih dahulu dari selainnya bagi setiap muslim.
Diantara pokok ‘Aqidah Salafush Shalih, Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah lurusnya manhaj talaqqi yaitu ittiba’ kepada apa yang datang dari Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya yang shahih baik secara zhahir maupun bathin, serta berserah diri kepada ajaran Nabi.
Allah berfirman,
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka piluhan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhla dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Al-Ahzaab : 36)
📌Imam Muhammad bin Sirin رحمه الله , salah seorang imamnya tabi’in memberikan nasehat:
إن السند من الدين.
فانظروا ممن تأخذون دينكم
“Sesungguhnya sanad (periwayatan hadits) ini adalah bagian dari agama. Maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.”
Beliau juga berkata: “Dahulu orang-orang tidak bertanya tentang sanad (rangkaian para rawi yang meriwayatkan) hadits, maka tatkala terjadi fitnah mereka mengatakan: ‘Sebutkan kepada kami sanad kalian’, sehingga mereka melihat kepada Ahlussunnah lalu mereka menerima haditsnya dan melihat kepada ahlul bid’ah lalu menolak haditsnya.”
(Atsar ini diriwayatkan Imam Muslim dalam Muqaddimah Shahih-nya)
Dari perkataan ini, Ibnu Sirin menyuruh kita untuk memperhatikan dari mana kita mengambil ILMU AGAMA kita. Maksudnya, jangan sembarangan mengambil ilmu dari sembarang orang. Meskipun orang ini bagus penyampaiannya, kemudian menarik tutur katanya, namun jika aqidahnya rusak, suka menukil dari hadits-hadits dhoif tanpa menjelaskannya, maka kita perlu waspada jika kita mengambil ilmu darinya, Bisa-bisa kita akan mendapat ilmu yang salah dan malah menjerumuskan kita.
Wallaahu a’lam
🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc
✏📚✒.🌾.. ✨